Mengenal Seluk Beluk Kopi Roasting


mengenal seluk beluk kopi roasting


Pada awalnya biji kopi yang biasa kita minum adalah biji yang dimatangkan dalam buah ceri kopi, buah tersebut diolah dan dikeringkan menjadi biji kopi. biji kopi mentah berwarna hijau dan tidak mempunyai bau kopi sama sekali, tetapi seperti bau biji (bau tumbuhan) pada umumnya. Namun, Kopi Roasting dapat merubah semuanya.

Kopi roasting memegang perananan penting untuk menciptakan kopi yang enak, Mengubah biji kopi mentah yang berwarna hijau menjadi berwarna cokelat dan mempunyai wangi kopi yang nikmat

Apa itu Roasting Kopi?

Roasting kopi artinya adalah proses memanggang biji kopi mentah yang bertujuan untuk menambah aroma dan rasa pada biji kopi, Sebenarnya biji kopi hijau sama sekali tidak berbau kopi. tetapi Saat kopi di Roasting, biji kopi dapat mengeluarkan 800 hingga 1000 senyawa dengan aroma yang berbeda.

Senyawa inilah yang membuat timbulnya rasa pada kopi. Dengan Roast Profiling (pengaturan tingkat roasting), kita dapat mempengaruhi keberadaan senyawa aroma tersebut pada kopi dan juga menentukan rasa kopi tersebut.

Dan pada akhirnya roasting kopi dapat meningkatkan kelarutan pada kopi.

Mengapa kita membahas tentang kelarutan sob?

Karena itu adalah elemen penting dalam menyeduh kopi. Tingkat kelarutan senyawa dalam roasting tertentu adalah kunci untuk mencapai ekstraksi yang tepat melalui suhu, waktu, dan ukuran gilingan. Ini adalah "teori pemersatu bangsa" dari para pecinta kopi.

Untuk mendapatkan kelarutan, kopi ini dipanggang, biasanya dipanggang di mesin roasting yang, seperti logam besar yang berbentuk tabung, tapi ada api di bawahnya. Namun, kopi juga bisa dipanggang dengan cara manual, seperti di wajan penggorengan, atau di mesin popcorn.

(mungkin di lain artikel kita akan bahas kelarutan kopi sob!)

Apa Yang Terjadi Selama Proses Roasting Kopi?

Terjadi perubahan drastis pada Green Bean selama proses roasting. Saat kalian me-roasting biji kopi, maka kelembapannya akan keluar sehingga menyebabkan biji kopi menjadi mengering dan mengembang.

Selama proses tersebut, beberapa gula alami yang ada dalam kopi diubah menjadi gas CO2 sementara yang lain dikaramelisasi menjadi beberapa rasa yang membantu membentuk rasa yang kompleks pada kopi.

Ketika prosesnya selesai, Green Bean akan berubah menjadi Whole Bean yang 18% lebih ringan beratnya tetapi ukurannya bisa mencapai 50-100% lebih besar dari Green Bean.

Segera setelah proses pemanggangan selesai, biji kopi mulai membuang gas yang ada di dalamnya, dan hanya dalam satu atau dua minggu, kopi yang sudah di Roasting akan mulai kehilangan sebagian rasa dan aromanya.

10 Tahapan Pada Kopi Roasting

Roaster profesional telah mengidentifikasi sepuluh tahapan yang dapat terjadi pada saat proses roasting, yaitu:

  1. Hijau: Biji Kopi akan mempertahankan esensi hijau dari biji aslinya, bahkan saat mulai memanas.
  2. Kuning: Warnanya akan menjadi kekuningan, dan biji akan mengeluarkan bau seperti rumput. 
  3. Uap: Uap akan mengepul dari biji kopi. Ini adalah air di dalam biji yang menguap. 
  4. First Crack (Cinnamon Roast): Di sinilah Roasting sesungguhnya dimulai. Gula di dalam biji kopi diubah menjadi karamel, dan terdengar suara retakan, seperti suara popcorn yang meletus. 
  5. City Roast: Setelah First Crack, biji kopi telah mencapai City Roast, tingkat pemanggangan minimum yang dapat diterima untuk selera kebanyakan orang. 
  6. City+ Roast: Dengan karamelisasi gula lebih lanjut dan migrasi minyak, ukuran biji biji akan membengkak dan mencapai City+ Roast. Ini adalah tingkat pemanggangan yang populer dan umum untuk digunakan. 
  7. Full City Roast: Setelah City+ adalah Full City, roast yang bahkan lebih gelap yang membawa biji kopi pada awal Second Crack.
  8. Second Crack (Full City+ Roast): Biji kopi yang mengalami Second Crack akan berbunyi semakin keras dan memasuki Full City+. Tingkat Roasting ini akan mengeluarkan lebih banyak rasa pada tiap lapisan biji kopi. 
  9. Dark Roast: Asap hasil roasting akan semakin mengepul, biji kopi akan menjadi semakin gelap. Ini adalah batas maksimal Roasting dalam batasan rasa yang masih dapat dinikmati ketika diseduh. 
  10. Burnt: Jika biji kopi belum berhenti di roasting hingga saat ini, baunya akan berubah dari menyengat menjadi tidak enak, dan biji kopi akan berubah menjadi gosong. 

Diatas tadi merupakan 10 tahapan yang terjadi pada saat biji kopi di roasting, terus kalo light roast, medium roast sama dark roast itu apa?

Oke langsung aja kita cekidot nih!

Dark Roast vs. Light Roast

Roasting-an Mana yang Terbaik?

Semakin lama biji kopi di roasting, semakin sedikit rasa aslinya yang tersisa, digantikan oleh rasa khusus dari hasil roasting.

Mimin sudah mencoba semua jenis roasting kopi dan awalnya memang agak sulit untuk beradaptasi. Semuanya memiliki keunggulan masing-masing, Tidak ada tingkat roasting-an yang sempurna karena kita semua memiliki preferensi sendiri-sendiri.

Beberapa jenis kopi akan lebih baik jika tidak terlalu lama di roasting sehingga mereka akan lebih mempertahankan rasa khas mereka. Beberapa jenis penyeduhan akan membutuhkan Profil Roasting yang khusus.

Misalnya Turkish Coffee dan espresso membutuhkan hasil Roasting yang lebih gelap, House Blend, atau jika sobat menyukai espresso yang dibuat dari single origin, maka akan dibutuhkan hasil roasting yang medium to dark.

Dark Roast akan kehilangan semua rasa serta karakter yang ada di dalamnya dan rasanya menjadi pahit. Pada suhu yang lebih tinggi dan paparan panas yang berkepanjangan, kandungan gula dalam biji kopi akan menjadi karamel dan akhirnya menghilang, lalu berubah menjadi arang (gosong pahit).

Beginilah caranya kopi mendapatkan rasa pahit yang ekstra. Terkadang, ini adalah prosedur untuk menutupi rasa kurang enak dari kopi yang berkualitas rendah. Dengan me-roasting biji kopi hingga tingkat panas yang tinggi, maka semua aroma aslinya akan hilang.

LIGHT ROAST

Untuk mencapai tingkat Light Roast, Biji Kopi di roasting dalam suhu internal sekitar 180-205 ° C.

Light Roast biasa disebut Light City, Half City, dan juga Cinnamon Roast. Namun terlepas dari namanya, mereka cenderung berada di sekitar awal First Crack.

Pada titik ini permukaan biji masih kering, dan biji mungkin agak padat / keras (terutama jika sudah dikeluarkan sebelum mencapai first crack).

Biasanya banyak orang memilih jenis Roasting ini jika mereka lebih suka keasaman yang lebih tinggi atau minuman yang "lebih cerah" dengan body yang ringan.

Tapi roasting-an jenis ini agak sedikit lebih susah untuk dilakukan, butuh ketelitian dan kesabaran untuk mendapatkan tingkat roasting jenis ini, karena banyak kejadian biji kopi diluar sudah matang namun bagian dalamnya masih mentah, dan menghasilkan rasa kopi yang agak kurang nikmat.

MEDIUM ROAST

Untuk medium roast, termasuk dalam kategori city dan city+, suhu roasting ditargetkan pada suhu sekitar 210-220 °C.

Biji kopi akan memiliki permukaan yang relatif kering. Tingkat sangrai ini muncul di antara akhir first crack dan sebelum Second Crack.

Level sangrai ini dulu sempat lebih populer daripada Light Roast berkat tingkat keasaman yang lebih menengah dan juga karena full body-nya.

Seperti Light Roast, Medium Roast tidak memiliki minyak pada permukaan bijinya. Namun, Medium Roast memiliki rasa yang berbeda dari Light Roast, yang memiliki rasa, aroma, dan keasaman yang lebih seimbang. Kafein agak berkurang, tetapi masih memiliki lebih banyak kafein daripada Dark Roast.

MEDIUM TO DARK ROAST

Ini adalah kategori yang sedikit lebih besar dalam hal berapa banyak perbedaan Roastingan yang diambil di dalamnya (termasuk Full City, Full City+, dan terkadang Vienna Roast).

Tapi itu lebih kecil dalam hal jendela suhu. Daging panggang dengan warna gelap sedang mencapai suhu antara 225°C - 230°C. Sobat akan mulai melihat bercak minyak saat Biji kopi mendekati Second Crack.

Ini adalah titik di mana rasa roasting mulai tampil lebih menonjol di samping rasa asli dari kopi, menciptakan sedikit rasa rempah-rempah dan body yang lebih berat.

DARK ROAST

Terakhir, French Roast, Italian Roast, dan Espresso Roast semuanya termasuk ke dalam Dark Roast. Suhu roasting sekitar 240°C, tetapi aturan terbesar di sini adalah menjaga suhu di bawah 250°C.

Pada tingkat roasting ini, biji kopi akan berminyak dan memiliki tingkat keasaman yang rendah. Tingkat kafein pada biji kopi juga semakin menurun ketika sampai pada tahap dark roast.

Ini juga merupakan titik di mana banyak yang menganggap Rasa dari roasting itu mulai menutupi karakter asli dari sebuah biji kopi terutama dalam hal rasa.

Lebih dari tahap ini, biji kopi akan terbakar dan berpotensi gosong, jadi berhati-hatilah jika kalian ingin roasting yang lebih gelap.

Jadi begitulah sob, panduan singkat untuk kopi roasting dari Light Roast hingga sampai ke Dark Roast. Dapat diambil kesimpulan, yaitu:
  • Saat Roasting kopi menjadi lebih gelap, mereka kehilangan rasa asli biji dan mengambil lebih banyak rasa dari proses Roasting. 
  • Biji kopi menjadi lebih tebal, lalu pada second crack, biji kopi kembali menipis. 
  • Light Roast memiliki lebih banyak keasaman daripada Dark Roast. 
  • Biji kopi dari Light Roast kering, sementara biji kopi dari Dark Roast menghasilkan minyak di permukaan bijinya. 
  • Tingkat kafein pada biji kopi menurun di saat Dark Roast. 

Pada akhirnya, ini semua tentang rasa, karakter dan aroma. Sobat bisa saja lebih memilih Light Roast di pagi hari (dengan lebih banyak kafein) dan Dark Roast pada sore hari.

Selalu sobat ingat, dalam memilih tingkat roasting, perhatikan kopi apa yang ingin kalian buat sob. Apakah itu espresso, filter coffee atau mungkin bisa jadi ingin membuat kopi susu.

Karena profile roasting akan sangat mempengaruhi hasill akhir seduhan kopi kalian.

No comments:

Post a Comment